Selasa, 21 Februari 2012

Share: Pandangan Psikologi Behaviorisme menurut John Broadus Watson


Biografi
John Broadus Watson adalah seorang psikolog berkebangsaan amerika serikat yang lahir di Travelers Rest kota dari negara bagian Carolina Selatan, Amerika Serikat pada tanggal 9 Januari  1878  dan meninggal di kota New York pada 25 September 1958. Dia adalah seorang psikolong yang mendapat gelar Ph. D. pada 1903 dari University of Chicago karena hasil disertasinya yaitu "Animal Education: An Experimental Study on the Psychical Development of the White Rat, Correlated with the Growth of its Nervous System".
Pada masa kecilnya Watson memiliki seorang ibu yang saat religius yang memegang keyakinan menolak kegiatan merokok, meminum - minuman keras, dan berdansa/berpesta. dan memiliki seorang ayah yang alkoholik dan meninggalkan keluarga dan memilih tinggal dengan wanita indian pada saat umur Watson masih 13 tahun. bebekal keluarga yang rapuh, ia pun bertekad memiliki akademik yang baik. Lalu kemudian ia masuk ke  Furman Collage di Greenville, Carolina Selatan pada umur 16 tahun dan mendapat gelar master pada usia yang masih muda yaitu 21 tahun.

Pandangan Terhadap Behaviorisme
Pada Tahun 1913 Watson mengemukakan pendapatnya tentang behaviorisme dengan sebuah makalah yang berjudul"Psychology as the Behaviourist Views It" yang pada paragraf pertamanya berisi "Psychology as the behaviorist views it is a purely objective experimental branch of natural science. Its theoretical goal is the prediction and control of behavior. Introspection forms no essential part of its methods, nor is the scientific value of its data dependent upon the readiness with which they lend themselves to interpretation in terms of consciousness. The behaviorist, in his efforts to get a unitary scheme of animal response, recognizes no dividing line between man and brute. The behavior of man, with all of its refinement and complexity, forms only a part of the behaviorist's total scheme of investigation" atau dalam bahasa Indonesia seperti "Psikologi sebagai pandangan sikap atau prilaku adalah cabang eksperimental murni tujuan ilmu alam. Tujuan teoritis adalah prediksi dan kontrol perilaku. Introspeksi tidak membentuk bagian penting dari metode-metode sikap, dan tidak ada nilai ilmiah dari data tergantung pada kesiapan yang mereka 'meminjamkan diri' untuk interpretasi dalam hal kesadaran. Para behavioris, dalam usahanya untuk mendapatkan skema Kesatuan respon hewan, tidak mengenal garis pemisah antara manusia dan hewan. Perilaku manusia, dengan segala perbaikan dan kompleksitas, membentuk hanya sebagian dari skema total behavioris tentang investigasi itu sendiri"

Setelah mengemukakan pendapatnya ia lalu menolak pandangan yang dikemukakan oleh Edward Lee Thorndike dengan Hukum akibat atau "Law of Effect" yang merupakan sumber dari prinsip penguatan stimulus yang dikemukakan oleh Burrhus Frederic Skinner. Setelah itu Watson mengumumkan bahwa ia menganggap psikologi tidak lagi sebagai ilmu yang menitikberatkan pada pikiran atau mind. tetapi bahwa psikologi di era baru sebagai ilmu yang meitikberatkan pada  prilaku atau sifat.
 
Percobaan Little Albert 
Pada tahun 1920 Watson dan asistennya Rosalie Rayner melakukan percobaan yang dinamai little Albert karena anak yang dijadikan eksperimen bernama Albert. Awal mulanya Watson memilih Albert sebagai 'kelinci percobaan' dikarenakan ibu Albert menerima tawaran uang yang diberikan oleh Watson dan hanya mempunyai pekerjaan menyusui Albert. Albert yang ketika itu berumur 9 bulan menjadi target yang cocok, dan ingin membuktikan bagaimana reaksi anak terhadap sesuatu yang belum pernah ia dapatkan stimulus, dan objek yang digunakan adalah tikus putih.


Percobaan dimulai dengan menempatkan Albert di atas kasur di atas meja di tengah ruangan. Sebuah laboratorium tikus putih ditempatkan di dekat Albert dan dia diperbolehkan untuk bermain dengan itu. Pada titik ini, anak tidak menunjukkan rasa takut tikus. Dia mulai menjangkau tikus karena berkeliaran di sekitarnya. Dalam uji kemudian, Watson dan Rayner membuat suara keras yaitu bunyi sebuah bar baja ditangguhkan dengan palu di belakang punggungnya Albert. bunyi tersebut berbunti pada saat bayi menyentuh tikus. Tidak mengherankan dalam kesempatan ini, Little Albert menangis dan menunjukkan rasa takut saat mendengar kebisingan. ini adalah contoh 2 rangsangan yaitu suara dan menyentuh tikus, beberapa hari kemudian Albert kembali disajikan dengan hanya tikus. Sekarang, bagaimanapun, ia menjadi sangat tertekan sebagai tikus muncul di ruangan. Dia menangis, berpaling dari tikus, dan mencoba untuk menjauh. Ternyata, bayi laki-laki yang berhubungan tikus putih (stimulus netral asli, stimulus terkondisi sekarang) dengan suara keras (stimulus berkondisi) dan menghasilkan respon takut atau emosional menangis (awalnya respon berkondisi terhadap kebisingan, sekarang respon terkondisi untuk tikus). 

Akhir Hidup
Watson meninggal pada usia 80 tahun pada tahun 1958, setahun sebelum kematiannya ia mendapatkan sebuah penghargaan Medal Gold dari Asosiasi Psikolog Amerika atas kontribusinya terhadap ilmu psikologi, sedangkan asistenya sendiri Rosalie Rayner meninggal pada usia 36 tahun pada tahun 1935.


Sumber Rujukan

www.wikipedia.org


Pendapat
Menurut saya Watson adalah salah seorang yang tangguh dan tegar dalam penelitiannya ia mendapat banyak sekali tantangan, dia juga berasal dari keluarga brokenhome yang sedikit banyak mempengaruhi tetapi dia tetap move on. meskipun pada awalnya pendapatnya tentang behaviorisme banyak ditentang karena keegoisannya, tetapi pada pertengahan abad ke 20 metodenya ini menjadi rujukan berbagai metode terutama dalam periklanan.

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar