Setelah beberapa minggu yang lalu
saya membahas tentang tim favorit saya, sekarang saya akan membahas
tentang hooliganism sehubungan dengan kematian suporter PERSIB Bandung
di stadion Gelora Bung Karno, Jakarta.
Hooligan,
selalu identik dengan suporter bola yang selalu membuat kerusuhan
dimana pun mereka berada dan tim manapun yang kita dukung, sebenarnya
sejarah dari hooligan itu sendiri merupakan sebutan bagi kelompok geng
jalan ( maksudnya persaudaraan geng berdasarkan jalan rumah yang mereka
tempati) yang berawal dari London dan pada waktu yang sama juga muncul
di kota Manchester pada tahun 1890an, mereka kerap berbuat onar dan
karena pada saat itu sepakbola sedang menjadi olahraga yang sedang
menjadi trend di inggris, para geng jalan itu juga sering kali
menyaksikan tim-tim yang ada di dua kota tersebut, akhirnya munculah
benih-benih fanatisme terhadap klub yang berlebihan. Meskipun trend ini
berlanjut dan terhenti sejenak oleh Perang dunia ke satu dan dua.
Setelah
Perang dunia satu dan dua berakhir, hooligan pun kembali booming, dan
kini diseluruh inggris meskipun tidak banyak dan hanya beberapa anggota
dari setiap klub sepak bola. Saking Maraknya, hooligan pun dijadikan
salah satu judul film pada tahun 1967 dengan Judul The Incident meskipun
bukan film sepak bola tetapi ini menggambarkan bahwa pada saat itu
vandalism di sepakbola dan olahraga lain telah terjadi.
Hingga
pada akhirnya pada tahun 1970-80an hooligan benar-benar mencapai puncak
dari masa emasnya, keributan sepak bola menjadi hal biasa di masyarakat
inggris (awal hooliganism) hingga berbagai konflik terjadi antar
supporter sepakbola, bahkan hingga terjadi pembunuhan pun dianggap
biasa. Puncaknya adalah ketika tragedi Heysel terjadi pada tahun 1985,
final piala champions antara liverpool melawan juventus. Awal dari
kericuhan ini adalah saling ejek antar supporter, yang kemudian kedua
belah pihak pun merasa emosi dan terjadilah kerusuhan tersebut hooligan
liverpool menyerang kawasan dari suporter juventus korban pun tidak
terhindarkan sehingga 39 nyawa pun melayang dari pihak Juventus, Para
pemain Liverpool yang mengetahui banyak korban bermain dengan tidak
semestinya, dan terkesan seperti mengalah hingga akhirnya Liverpool pun
kalah 0-1 dari Juventus. UEFA (otoritas sepakbola eropa ) pun geram dan
memberikan larangan 5 tahun mengikuti kompetisi internasional, meskipun
hukman itu cukup berat tidak ada satu pun tim inggris yang menolaknya
karena semua tim pada saat itu memiliki hoologannya, dan Liverpool
seperti menjadi tumbalnya saja, tapi akhirnya ini menjadi pembelajaran
bagi seluruh klub sepak bola inggris dan menjadikan ini pelajaran
berharga, sehingga sekarang kita bisa lihat suporter inggris bisa
menerima fans away dengan terbuka meskipun masih ada sedikit hooligan
yang tersisa.
Tapi di Inggris sendiri tidak semua bebas dari Hooligan contohnya persaingan antara Millwall FC dan West Ham masih sering terjadi sehingga dibuat dalam judul film. bahkan di negara-negara latin pun hooligan kini menjadi tren, hingga aksi tembak menembak dan saling balas dendam atas kematian rekan-rekannya. Bahkan yang terburuk terjadi di Mesir laga antara tuan rumah Al-Masry melawan Al-Ahly di situasi politik yang panas pasca lengsernya presiden Hosni Mubarak, sekitar 74 penonton tewas dan lebih 1000 orang luka-luka. ini merupakan peristowa hooligan terburuk sepanjang masa, meskipun beberapa pihak menganggap ini sebagai aksi politik.
SO ? mau sampe kapan bunuh-bunuhan ? rivalitas wajar, gak ada rivalitas mah gak rame tapi kalo sampe bunuh-bunuhan.......
sumber rujukan artikel:
http://en.wikipedia.org/wiki/Hooliganism
http://en.wikipedia.org/wiki/Football_hooliganism
http://en.wikipedia.org/wiki/Hooligan_firm
pictures from google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar